Memasuki bulan Desember tahun 2022, saya sempat berfikir dan bertekat: tahun depan harus punya peningkatan atau self improvement, setidaknya di satu saja aspek kehidupan.
Dan kebetulan, pada masa itu saya juga sedang berusaha menamatka sebuah buku berjudul Atomic Habits yang ditulis oleh James Clear.
Buku ini termasuk cukup populer, terutama bagi orang yang suka membaca tema self improvent, self care, dan sebagainya yang punya tujuan untuk menjadikan hidup lebih teratur.
Di dalam buku tersebut dibahas bagaimana cara membangun habit atau kebiasaan baik setiap harinya dalam skala yang kecil-kecil saja dulu untuk kemudian menjadikan habit itu sebagai kebiasaan dan membentuk kepribadian.
Tapi yang menarik bagi saya, buku ini hadir bukan dengan konsep yang muluk-muluk dalam membangun kebiasaan baru. Bukan tipe yang membuat kita harus menciptakan suatu kebiasaan yang besar dan harus amat sangat konsisten melakukannya every single day. Seperti misalnya bagi kita yang tidak pernah atau jarang berolahraga dan punya goal untuk jadi lebih sehat, dalam buku ini tidak diajarkan untuk tiba-tiba kita membangun kebiasaan berupa olah raga selama 2 jam setiap hari karena agar supaya lebih cepat mencapai tujuan atau goal yang diinginkan.
Well, kalau seseorang bisa melakukan dan menciptakan kebiasaan baru yang cukup signifikan dalam kesehariannya seperti itu dan tidak jenuh ataupun kaget dengan hal tersebut sih memang bagus. Tapi masalahnya sebagian besar dari kita, atau lebih tepatnya saya, itu punya kecenderungan untuk "bosan" dan berakhir tidak konsisten jika kebiasaan atau habit yang dibangun itu terlalu ekstrim dan sangat di luar kebiasaan.
Belum lagi, saya yang punya kecenderungan mindset all or nothing itu saat sudah sampai di fase lelah dan mulai tidak konsisten dalam melakukan kebiasaan baru justru akan blaming my own self as lazy dan justru berakhir dengan kesimpulan: saya tidak cocok dengan kebiasaan baru ini, maka lebih baik saya tidak lagi berusaha melakukannya.
Duhh, adakah yang relate dengan saya?
Maka saat saya menemukan buku Atomic Habits ini saya sangat senang. Dalam buku ini kita justru diajarkan untuk membangun habit itu dari hal-hal yang kecil saja dulu. Sepertu namanya, atom, yang merupakan bagian terkecil dari suatu materi, ya kan?
Dalam buku ini dijelaskan bahwa dengan teknik membangun habit yang kecil-kecil saja dulu, ini membuat diri dan mindset kita jadi lebih merasa terbiasa dan tidak terlalu terbebani dengan perubahan kebiasaan yang terlalu drastis.
Di samping itu, setiap kebiasaan kecil yang kita bangun ini juga harus dibuat semenyenangkan mungkin. Kita juga bisa "menyelipkan" kebiasaan kecil itu dalam kebiasaan-kebiasaan yang sudah kita lakukan sehari-hari sebelumnya sehingga tidak terasa terlalu asing.
Misalnya seperti dalam hal membangun kebiasaan olah raga tadi, instead of terlalu menyetting mindset kita dengan kata "aku harus olah raga selama 2 jam sehari dan jika tidak melakukan maka aku gagal", tips dari buku ini adalah kita hanya perlu berpikir "aku akan melakukan pemanasan 10 menit setiap bangun tidur".
2 jam dibanding 10 menit, tentu akan terdengan dan terasa lebih mudah dilakukan yang 10 menit sih ya.
Tips lain yang bisa dipraktikkan dalam membangun habit adalah dengan menjadikan habit kecil tersebut menjadi hal yang menyenangkan untuk dilakukan. Misalnya sebelum olah raga 10 menit itu tadi kita minum kopi dulu untuk boost energi (sebaiknya tanpa gula ya), sebelum olah raga kita ganti baju dulu dengan baju workout yang nyaman. Lalu setelah pemanasan ringan kita mulai melakukan olah raga inti, seperti misalnya angkat beban dengan beban tubuh sendiri atau mulai pakai beban yang mudah ditemukan seperti dumbell.
Loh, kok ada olah raga inti? Tadi katanya hanya pemanasan 10 menit?
Iya. itu adalah fase lanjutan setelah fase pemanasan 10 menit menjadi kebiasaan. Secara natural tubuh juga akan merasa sudah terlalu terbiasa dengan yang 10 menit tadi dan akhirnya nambah porsi waktunya. Pelan-pelan akan terbangun kebiasaan olah raga dari yang sebelumnya 10 menit jadi 30 menit, bisa nambah jadi 1 jam, bahkan 2 jam. Tapi 2 jam yang kali ini akan terasa lebih menyenangan karena dibangun secara perlahan namun konsisten dibandingkan dengan 2 jam yang dibangun dengan mindset "all or nothing" tadi.
Lalu, bagaimana jika tidak bisa melakukannya persis setiap hari? Bagaimana jika ada bolong-bolongnya, atau bahkan bolong hingga berminggu-minggu?
Hmmm, jika demikian, yang harus dilakukan adalah:
- Maafkan diri sendiri dan jangan terlalu menyalahkan diri apalagi nge-judge bahwa diri ini tidak layak punya kebiasaan baru yang baik.
- Segera balik lagi melakukan kebiasaan yang sudah dibangun pelan-pelan. Balik lagi ke step awal dan jadikan kebiasan itu semudah dan semenyenangkan mungkin untuk dilakukan.
- Enjoy the process.
Ya begitulah, sebagai manusia tentu kita bukan mesin atau robot yang bisa sangat saklek dan berfungi secara precise sepanjang tahun. Pasti akan ada fase kita berhalangan untuk melakukan suatu habit. Dalam olah raga misalnya, kita mungkin ada di fase tidak bisa melakukannya setiap hari karena sedang sakit, sedang sangat sibuk dan tidak ada waktu, atau justru karena sedang malas saja.
Ya sudah tidak apa-apa, nikmati fase tersebut. DENGAN CATATAN, segera move on ke poin 2: segera kembali ke habit yang sedang dibangun.
Biasanya, jika sesuatu telah menjadi habit yang kita usahakan setidaknya selama 21 hari bagkan 90 hari, maka habit tersebut secara natural telah menjadi bagian dari kepribadian kita. Sehingga tubuh dan mindset kita pun justru akan merasa kurang jika tidak melakukan habit tersebut terlalu lama.
(Kecuali jika tidak justru membebalkan diri terhadap sinyal tubuh dan otak kita ya, yakni saat tubuh dan otak kita minta kita untuk kembali ke habit kita justru menunda-nunda dan justru balik ke mentalitas all or nothing tadi).
Cerita tentang membangun habit berolah raga ini sebenarnya adalah cerita saya pribadi ya. Ini memang goal yang saya targetkan mulai tahun 2023 ini. Dan kebetulan dalam perjalanannya beberapa teman saya juga ikut "nimbrung". Walaupun pada praktiknya 4 dari 5 orang yang menyatakan dirinya mau ikut bergabung bersama saya membangun habit untuk olah raga akhirnya tidak pernah update dan laporan lagi ke saya terkait worout rutin mereka๐๐
But it's okay, mungkin teman-teman saya masih terjebak, mungkin mereka belum memaafkan dirinya seperti pada poin nomor 1 dan terlebih belum move on ke poin nomor 2 tadi, yaitu untuk balik lagi ke membangun habit kecil-kecil.
Saya pun juga sering mengalaminya. Terkadang sampai hampir 3 minggu diserang virus penyakit malas dan procrastinating akut yang membuat saya berada di luar jalur kebiasaan.
So, bersama tulisan ini juga saya bilang ke diri sendiri dan juga teman-temanku: yuk kita move on dan balik lagi ke jalur.
Mumpung ini hampir penghujung tahun, maka biasanya ini waktu yang tepat untuk menulis resolusi-resolusi untuk tahun depan. Dan tentu saja ini bukan hanya tentang olah raga. Ini bisa tentang apapun goal yang ingin dicapai dan habits yang ingin dibangun oleh setiap individu.
Yuk, kita bikin resolusi untuk membangun kebiasaan-kebiasaan kecil-kecil lagi di tahun depan dan kali ini harus disertai kesadaran untuk bisa move on ke poin 2 segera setelah kita merasa sudah melenceng dari jalur.
Cheers ๐ป๐ป
Ps: untuk tahun depan aku ingin menambah habit terkait writing.
I mean it's been too long I don't make the proper time for this. I badly miss it and I need to sneak this habit into my daily routine because I have many abandoned works to be resumed.