Sejak tahun 2015, pemerintah Indonesia telah menetapkan tanggal 22 November sebagai Hari Santri Nasional. Penetapan yang berlandaskan hukum pada surat Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 ini memang terbilang baru. Namun tentunya memiliki makna dan semangat yang hendak ditularkan.
Dalam upacara peringatan Hari
Santri Nasional 2023 di Tugu Pahlawan Surabaya, Presiden Jokowi menyampaikan
bahwasanya semangat Hari Santri harus tetap digelorakan dengan melihat konteks kekinian.
Lebih lanjut, Jokowi menambahkan salah satu konteks kekinian yang dimaksud
adalah dari segi kesiapan dalam menghadapi krisis pangan akibat adanya perang di
Ukraina serta Palestina.
Namun, sebelum kita membahas
terlalu jauh dari semangat Hari Santri yang disinggung oleh presiden Jokowi,
saya ingin mengajak kita untuk memaknai Hari Santri ini dalam konteks yang
lebih personal, yakni bagi diri kita masing-masing.
Mari kita buka bahasan ini dengan
pertanyaan: Mengapa Hari Santri harus
dirayakan dan diperingati secara nasional?
Bukankah secara hierarki dalam konteks pesantren, santri itu adalah
murid dan umumnya justru tunduk pada Kiai yang merupakan gurunya? Kenapa tidak
diperingati hari Kiai saja? Mengingat pastinya Kiayi punya ilmu yang lebih “mumpuni”
ketimbang santri.
Namun setelah saya renungkan dan
membaca beberapa sumber mengenai mengapa hari santri ini layak diperingati dan
digelorakan semangatnya, saya akhirnya sampai pada satu kesimpulan: semangat
hari santri adalah gairah belajar (yang hendaknya kita jaga untuk terus bergelora
dalam diri kita).
Dari segi bahasa, dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, “santri” diartikan sebagai orang yang mendalami agama Islam; orang
yang beribadat dengan sungguh-sungguh; serta orang yang saleh.
Dari makna leksikal tersebut,
mari kita garis bawahi pada “orang yang mendalami” dan “orang yang beribadat
dengan sungguh-sungguh”. (Sengaja tidak saya kutip bagian “agama Islam”, karena saya ingin pemaknaan Hari Santri ini juga
berlaku secara universal untuk setiap insan, bukan hanya yang belajar agama Islam,
serta bukan hanya yang memeluk agama Islam.)
Santri adalah orang yang belajar
atau mendalami ilmu dengan sungguh-sungguh. Dalam konteks Islami, santri adalah
sebutan yang umum untuk menyebut pelajar yang belajar ilmu agama di pesantren. Namun
jika ditarik dalam konteks universal, santri adalah seseorang yang belajar. Seseorang
pembelajar yang punya semangat untuk mengenyam ilmu, baik agama atau apapun
itu, dengan sungguh-sungguh.
Maka saya kira, salah satu makna
serta semangat Hari Santri yang paling esensial dan fundamental bagi diri kita adalah
bagaimana kita menumbuhkan serta merawat gairah untuk terus belajar dan punya
semangat untuk mengembangkan diri dengan mendalami ilmu.
Dengan mengambil semangat belajar
ala santri, kita akan selamanya
mengobarkan jiwa seorang pemuda dan pembelajar yang selamanya haus akan ilmu
yang baik dan bermanfaat.
Selamat Hari Santri 2023, Pemuda
Indonesia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar